Halaman

Selasa, 05 Oktober 2010

Analisis Konsep Dasar Mediamorfosis Pada Media Televisi

materi ini merupakan tugas mata kuliah PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Belajar dari susahnya cari referensi tugas, aq milih untuk ng-post kan softcopy nya di blog q nie....

Bab I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Teknologi yang kita nikmati saat ini tidak muncul begitu saja. Teknologi-teknologi yang ada sekarang merupakan perwujudan baru dan mutakhir dari teknologi yang digunakan sebelumnya. Jauh beratus-ratus tahun yang lalu, teknologi mulai dirintis dari nol. Lalu berkembang hingga seperti saat ini.

Televisi merupakan ‘The Great Invention on The world’ karena peranannya yang luar biasa terhadap kehidupan manusia. Tapi, tidak sedikit orang yang melupakan jasa besar kotak ajaib ini dalam sejarah peradaban dunia. Hal ini dikarenakan televisi sudah sangat mudah digunakan dan dijangkau masyarakat. Hampir di setiap rumah ada. Sangat jarang didapati dalam sebuah rumah tidak ada televisi. Bahkan banyak orang yang mempunyai lebih dari 2 unit.

Dilatarbelakangi hal itulah saya memilih mengangkat topik Televisi untuk tugas ini. Selain karena kedekatannya yang luar biasa dengan masyarakat dunia, televisi juga mengalami proses perkembangan yang panjang serta melibatkan banyak ahli yang karyanya tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya.

I.2. Identifikasi Masalah

Dalam makalah ini terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pengertian, cara kerja dan karakteristik media televisis. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai konsep mediamorfosis, yaitu : Koevolusi, Konvergensi dan Kompleksitas yang dialami teknologi televisi. Dari penjelasan ketiga konsep tersebut, kita juga dapat mengetahui sejarah perkembangannya.


Bab II

TELEVISI

II.1 Pengertian Media Televisi

Kata Televisi terdiri dari kata ‘tele’ yang berarti jarak dalam bahasa Yunani dan kata ‘vision’ yang berarti citra atau gambar dalam bahasa Latin. Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang menggunakan suatu rangkaian gambar elektronik yang dipancarkan secara cepat, berurutan, dan diiringi unsur audio.

II.2 Cara Kerja Media Televisi

Secara sederhana proses penyajian gambar dan suara pada televisi adalah sebagai berikut. Pertama, gambar dan suara (objek) direkam melalui kamera dan mikrofon. Selanjutnya, ditransformasikan ke dalam getaran elektromagnetis (jenis getaran audio dan video). Setelah diperkuat, kemudian dimodulasikan menjadi gelombang radio dengan frekuensi tinggi yang disebut Very High Frequency (VHF) dan Ultra High Frequency (UHF) dan dipancarkan ke udara melalui stasiun pemancar atau transmisi. Setelah masuk dalam pesawat penerima, gelombang UHF atau VHF itu ditransformasikan kembali menjadi bentuk bayangan gelap dan terang berupa garis-garis. Bentuk inilah yang tampak sebagai gambar diiringi suara di layar televisi.

II.3 Karakteristik Media Televisi

Setiap media komunikasi pasti mmiliki karakteristik tertentu. Tidak ada satu media pun yang dapat dipergunakan untuk memenuhi segala macam tujuan komunikasi.

Beberapa karakteristik media televisi adalah sebagai berikut.

1. Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh rangsang penglihatan dan pendengaran manusia.

2. Dapat menghadirkan objek yang amat kecil, besar, berbahaya, atau yang langka sekalipun.

3. Menyajikan pengalaman langsung kepada penonton.

4. Dapat dikatakan ‘meniadakan’ perbedaan jarak dan waktu.

5. Mampu menyajikan unsur warna, gerakan, bunyi dan proses dengan baik.

6. Dapat mengkoordinasikan pemanfaatan berbagai media lain, seperti film, gambar dan suara dengan baik.

7. Dapat menyebarluaskan berbagai data dan informasi secara serentak dengan cepat ke berbagai tempat yang berjauhan.

8. Mudah ditonton tanpa perlu menggelapkan ruangan.

9. Membangkitkan perasaan intim atau media personal.

Selain kelebihan tersbut, media televisi juga mengandung kelemahan sebagai berikut.

1. Merupakan media satu arah, hanya mampu menyampaikan pesan, namun tidak bisa menerima umpan balik secara cepat.

2. Layar pesawat penerima yang sempit tidak memberikan keleluasaan penonton. Hal ini karena hanya 80% gambar objek mampu disajikan, sedangkan 20% lainnya adalah area lost. Dan siaran biasanya tidak dapat diulang kembali.

3. Bingkai cahaya (flash) dan rangsang kedip cahaya (flicker) dapat merusak atau mengganggu penglihatan penonton.

4. Kualitas gambar yang dipancarkan lebih rendah dibandingkan dengan visual yang diproyeksikan (film layar lebar).



Bab III

ANALISIS KONSEP MEDIAMORFOSIS PADA MEDIA TELEVISI

Pengertian Mediamorfosis menurut Roger Fidler adalah Transformasi media komunikasi yang biasanya terjadi sebagai akibat dari interplay-interplay rumit antara berbagai kebutuhan ekonomi, tekanan persaingan dan politik, serta berbagai inovasi sosial dan teknologi.

Konsep mediamorfosis terdiri atas tiga, yakni : Koevolusi, Konvergensi dan Kompleksitas. Televisi sebagai salah satu media komunikasi juga tidak luput dari proses transformasi ini. Ketiga konsep tersebut juga dialami televisi dalam sejarah perkembangannya.

III.1. Koevolusi

Semua bentuk komunikasi berkaitan dengan susunan sistem komunikasi manusia dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain dalam kebudayaan kita. Begitu muncul dan berkembang, setiap bentuk baru, dalam beberapa waktu dan hingga tingkat yang beraneka ragam, memengaruhi perkembangan setiap bentuk lain yang ada. Semua bentuk media komunikasi baik yang baru maupun yang lama akan berkoevolusi atau berkembang bersama (meski mungkin dalam derajat yang berbeda-beda) serta saling memengaruhi. Keragaman teknologi komunikasi dewasa ini mustahil ada jika bentuk lama begitu saja mati tatkala medium baru lahir.

Sebelum televisi merajai komunikasi massa, radio merupakan media utama untuk memperoleh informasi baik sosial, ekonomi ataupun politik bagi masyarakat. Selain itu, radio juga befungsi sebagai media hiburan dengan menyajikan program komedi dan drama pendek. Posisinya sebagai sumber informasi utama memberi dampak yang sangat besar. Lihat saja misalnya kekalahan Hitler di Eropa diduga kuat dampak dari siaran propaganda radio sekutu yang dipelopori AS. Selain itu, betapa hebat sensasi serangan dari Mars dalam sandiwara radio The War of The Worlds (Orson Welles), sampai para pendengarnya panik berebut untuk mengungsi ke tempat yang aman karena menganggapnya sebagai kenyataan.

Tahun 1930 hingga 1948 disebut sebagai tahun-tahun kejayaan radio ditandai dengan meningkatnya belanja untuk iklan radio dari US$ 40 juta tahun 1930 menjadi US$ 506 juta tahun 1948, juga dari 131 stasiun afiliasi meningkat menjadi 1104 pada tahun 1948. Muncul berbagai problem, mulai dari isi program yang tidak sesuai hingga penggunaan jalur penyiaran FM (frequency modulation) yang dimulai tahun 1933. Saat Perang Dunia II berakhir, ada sekitar 50 stasiun FM di AS. Radio berkembang dan pemasukan iklannya bahkan melebihi surat kabar. Radio berpengaruh pada perkembangan industrri rekaman. Di saat-saat awal, jaringan radio enggan memainkan musik dan sebaliknya industri rekaman juga enggan mengizinkan produk mereka diputar di radio, Seiring dengan makin beralihnya orang ke radio, maka usaha pemasaran rekaman akhirnya menjangkau radio.

Pada saat teknologi televisi muncul, yaitu pada akhir 1940-an dan meledak pada tahun 1950-an, kedudukan radio mulai sedikit demi sedikit digantikan oleh televisi. Kemunculan televisi menggeser popularitas radio saat itu. Radio yang hanya bisa menyuguhkan informasi secara audio, tidak bisa menyaingi televisi yang mampu memadukan gambar dan suara sekaligus. Hal tersebut mengakibatkan kemerosotan luar biasa bagi industri radio.

Namun, radio tidak otomatis mati diterpa badai televisi. Media ini terus berusaha keras memperbaiki kekurangan dan beradaptasi dengan mengadopsi teknologi-teknologi dan strategi pemasaran baru. Radio mulai memikirkan bentuk lain dari program acaranya yaitu yang lebih personal dan mempunyai target khalayak yang lebih tersegmentasi (segmented). Sebab apa yang diberikan oleh radio sebelum televisi muncul, juga diberikan oleh televisi yang tentunya plus gambar visual.

Maka para programmer radio menciptakan sistem format dengan penekanan pada siaran musik, yang dimulai dari munculnya inovasi musik Rock”n” Roll yang berakar pada musik “kaum hitam” di AS yaitu Rhythm & Blues (R&B). Pada tahun 1955, kelompok “Bill Haley and the Commets” merekam album “Rock Around the Clock” yang menghasilkan penjualan yang spektakuler, karena diputar di seluruh station di AS.

Dari sini kita dapat melihat bahwa kemunculan televisi sebagai media baru mempengaruhi eksistensi radio yang awalnya sangat populer di masyarakat. Inovasi teknologi televisi juga menjadi ancaman besar bagi radio. Sehingga mau tidak mau, radio harus segera berbenah dan menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat agar tidak kehilangan kedudukan sebagai media informasi. Baik radio maupun televisi berkoevolusi atau berkembang bersama (meski mungkin dalam derajat yang berbeda-beda) dan saling memengaruhi.

III.2. Konvergensi

Konvergensi lebih menyerupai sebuah persilangan atau perkawinan, yang menghasilkan transformasi atas masing-masing media yang bertemu dan penciptaan media baru. Yang terpenting sebenarnya adalah munculnya cara layanan baru dalam hal penyajian konten akibat saling-bersilangannya dua atau lebih media.

Kelahiran televisi merupakan konvergensi teknologi telegraf dan fotografi. Masing-masing teknologi ini terus berkembang pada jalurnya masing-masing dan pada akhirnya bertemu saat keduanya lebih maju, lebih murah serta memasuki hampir segala segi kehidupan publik dan pribadi hingga memunculkan suatu media baru yang lebih canggih.

Telegraf yang telah ditemukan Alexander Bain mampu mengirimkan gambar menggunakan kawat elektrik. Di tahun 1873 seorang operator telegram asal Valentia, Irlandia yang bernama Joseph May menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell). Joseph May bersama Willoughby Smith (teknisi dari Telegraph Construction Maintenance Company) melakukan beberapa percobaan yang selanjutnya dilaporkan pada Journal of The Society of Telegraph Engineers. Hal ini merupakan embrio dari teknologi perekaman gambar.

Sedangkan media fotografi berupa film dimulai dengan kinetograph buatan Edison di tahun 1888 yang dapat merekam sebuah gambar dalam satu waktu. Perkembangan pemutar gambar juga diikuti dengan perkembangan untuk memutar suara, karena film adalah kombinasi antara suara dan gambar.

Berawal dari perkembangan telegraf dan film inilah televisi mulai dilahirkan. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun. Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, yaitu hukum Gelombang Elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.

Dasar-dasar scanning televisi mekanis (gerak berkas elektron dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah pada saat pengambilan gambar di layar televisi) untuk pengiriman gambar objek bergerak baru ditemukan oleh Paul Nipkow seorang Rusia yang hidup di Jerman pada tahun 1884. Gelar Bapak Per-Televisi-an Dunia jatuh kepadanya saat ia mempatenkan ciptaannya Nipkow Disk. Yaitu prinsip gambar kecil yang dibentuk oleh elemen-elemen secara teratur (scannig device). Elemen-elemen itu akan membentuk gambar ketika diputar secara mekanis dengan lingkaran spiral.

Tiga belas tahun kemudian, Cathode Ray Tube, yaitu tabung sinar katoda mengalami penyempurnaan oleh Ferdinand Braun dari Universitas Strasburg. Sehingga tabung katoda disebut juga sebagai tabung Braun. Layar yang dapat berpendar jika terkena sinar. Inilah awal dasar sejarah televisi layar berbasis tabung.

Pada tahun 1907 Professor Boris Rosing dari Institut Teknologi Petersburg di Rusia berhasil menemukan dasar-dasar scanning elektronik tabung sinar katoda untuk mengubah getaran elektronik menjadi visual. Selanjutnya, selama hampir lebih dari seperempat abad berbagai pakar berusaha menyempurnakan segi mekanis televisi.

Antara tahun 1923-1929, John Logis Baird, yang kemudian dikenal sebagai Bapak Televisi Inggris, belum berhasil meningkatkan mutu siaran televisi. Baru pada tujuh tahun berikutnya baik di Inggris maupun di Jerman dilakukan percobaan-percobaan siaran televisi dengan hasil 60 – 80 garis setiap bingkai gambar.

Pada tahun 1928 seorang murid Professor Rosing dari RCA yang bernama DR. Zworykin berhasil menemukan tabung kamera televisi Iconoscope. Kemudian Philo Farnsworth menemukan tabung kamera image dissector dan menyempurnakan cara-cara sinkronisasi elektronik. Tabung kamera tersebut mulai mampu mentransformasikan visual menjadi sinyal elektronik.

Baik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Kompetitor utama mereka adalah Baird Television, yang sudah terlebih dahulu melakukan siaran sejak 1928, dengan menggunakan sistem mekanik seluruhnya. Pada saat itu sangat sedikit orang yang mempunyai televisi, dan yang mereka punyai umumnya berkualitas seadanya. Pada masa itu ukuran layar TV hanya sekitar tiga sampai delapan inchi saja sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata, tetapi kompetisi itu ada disana.

Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1935 di Perancis mulai diperkenalkan siaran televisi dengan hasil 180 garis setiap bingkainya. Di Inggris, BBC memulai siaran televisi dengan menggunakan sistem Marconi-EMI dengan 405 garis visual. Sementara itu, di Moscow dan Leningrad telah dikembangkan siaran televisi dengan 240 dan 343 garis. Dalam pembukaan pameran internasional World Fair di New York, 30 April 1939, Amerika Serikat memulai siaran televisi dengan 441 garis. RCA mendemonstrasikan pesawat televisi dengan 5 inch tabung gambar. Hal ini terlaksana berkat bantuan Zworykin dan paten dari Farnsworth (1939).

Antusias masyarakat yang begitu besar terhadap sistem elektronik ini, menyebabkan the National Television Standards Committee [NTSC], 1941, memutuskan sudah saatnya untuk menstandarisasikan sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Lima bulan kemudian, seluruh stasiun televisi Amerika yang berjumlah 22 buah itu, sudah mengkonversikan sistemnya kedalam standard elektronik baru.

Pada tahun-tahun pertama, ketika sedang resesi ekonomi dunia, harga satu set televisi sangat mahal. Ketika harganya mulai turun, Amerika terlibat perang dunia ke dua. Selama berlangsungnya Perang Dunia II, semua usaha memperkenalkan televisi terhenti. Namun, kegiatan penelitian di bidang lain, yaitu radar guna kepentingan militer ditingkatkan. Kondisi ini justru mempercepat penyempurnaan televisi.

Setelah perang selesai, mulailah penyebaran televisi secara besar-besaran ke seluruh dunia. Meskipun demikian hingga tahun 1946 baru empat negara yang mempunyai siaran televisi. Jumlah ini meningkat menjadi delapan belas negara pada tahun 1953. Jadi, dapat dikatakan bahwa dari akhir tahun 1940 – 1950 merupakan masa keemasan televisi. Ketika itu segala macam program disiarkan secara langsung dari studio. Sayangnya pada masa itu semua orang hanya dapat menyaksikannya dalam format warna hitam putih.

Televisi berwarna bermula tahun 1941, terjadi pertarungan antar RCA dan CBS. Televisi berwarna meraka belum bisa dinikmati khalayak karena tidak compatible dengan pesawat penerima siaran televisi hitam putih milik mayarakat. Televisi berwarna hanya bisa dinikmati oleh para peneliti di RCA dan CBS, dan wartawan yang diundang. Pengembangan belum tuntas, pada tahun 1942 - 1945, the War Production Board menghentikan semua produksi peralatan televisi dan radio untuk masarakat sipil. Hal ini membatasai kesempatan para pabrikan untuk memperkenalkan televisi berwarna kepada masarakat luas.

Setelah perang usai ada tiga perusahaan yang berebut memperkenalkan teknologi televisi berwarna, yaitu CBS, RCA, dan CTI. Dari ketiganya yang menang adalah RCA, sebab RCA mampu mengembangkan teknologi TV berwarna tanpa harus mengganti pesawat penerima televisi hitam putih. CBS dan CTI kalah bersaing karena teknologinya tidak compatible dengan pesawat televisi hitam putih yang telah ada. Masyarakat yang ingin menonton siaran televisi berwarna harus mengganti. Saat itu peswat televisi masih sangat mahal (setara setengah harga mobil). Akhirnya secara komersial pesawat televisi berwarna menggunakan standar warna NTSC-RCA. (RCA mempunyai anak perusahaan penyiaran yaitu NBC). Siaran televisi berwarna di Amerika dimulai tahun 1951.

III.3. Kompleksitas

Memandang bahwa sistem komunikasi manusia adalah sistem yang kompleks. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Santa Fe Institute terhadap sistem kompleks menunjukkan bahwa kekayaan interaksi dalam sistem-sistem kompleks memungkinkan sistem itu mampu melakukan swa-kelola dan adaptasi dalam merespons perubahan-perubahan kondisi luar. Dengan demikan, lanjut Fidler, sistem media yang kompleks akan melakukan swa-kelola dan adaptasi terhadap bentuk-bentuk baru media yang datang belakangan, mendorong terbentuknya sistem kompleks baru yang saling bergantung dan berinteraksi secara dinamis.

Seiring dengan berjalannya waktu serta perkembangan teknologi, televisi dari waktu ke waktu mulai banyak perbaikan dan penambahan dari sisi teknologinya. Untuk waktu kedepan televisi perlahan mulai meninggalkan teknologi analog dan menginjak ke era yang disebut televisi digital dengan kemampuan dan kualitas yang lebih baik dari generasi sebelumnya yang lazim disebut dengan teknologi IPTV [Internet Protocol Television].

Tampilan televisi sekarang juga mengalami evolusi. Televisi tidak lagi berbentuk kotak besar tiga dimensi. Ukuran televisi sekarang lebih bervariasi dengan menggunakan layar datar LCD atau Plasma dan dapat diletakkan di mana saja. Bahkan terdapat jenis televisi ukuran besar seperti home theatre, yang membuat audience seakan-akan menonton layaknya di bioskop.

Perkembangan televisi yang menjadi trend pada saat ini adalah Televisi Kabel. Televisi kabel adalah sistem penyiaran acara televisi lewat frekuensi radio melalui serat optik atau kabel coaxial dan bukan lewat udara seperti siaran televisi biasa yang harus ditangkap antena. Sistem televisi kabel modern sekarang menggunakan teknologi digital untuk menyiarkan lebih banyak saluran televisi daripada sistem analog.

1 komentar:

  1. blog yang menarik. salam kenal ...
    kampuskomunikasi.blogspot.com

    BalasHapus